SKETCH OF LIFE

Perumpamaan Tentang Pelita

Bacaan: Matius 5:14-16

14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Meditasi:

Mengapa Tuhan Yesus menghadirkan perumpamaan tentang pelita yang bercahaya? Apa kaitannya dengan kita? Pengajaran apa yang ingin disampaikanNya?

Kita tahu bahwa sejak jaman dahulu orang menggunakan semacam lampu kecil yang didalamnya terdapat nyala api – kita menyebutnya pelita. Fungsinya sangat vital, yaitu sebagai penerang. Lampu atau pelita saat kini pun memiliki fungsi yang penting; memampukan orang untuk bekerja atau melakukan sesuatu sementara di sekitarnya  gelap atau mencegah kita tidak tersandung atau terantuk. Apalagi jika lampu itu diletakkan di atas tiang yang tinggi; semua yang di bawahnya akan terlihat. Orang Yahudi memahami “cahaya” sebagai sebuah ekspresi atas keindahan-dalam, kebenaran, dan kebaikan Tuhan. Di dalam cahayaMu kami melihat terang (Mazmur 36:9). FirmanNya adalah terang yang menuntun langkah kita (Mazmur119:105).

Rahmat Tuhan tidak hanya mencerahkan kegelapan hidup kita, tetapi juga memenuhi kita dengan cahaya atau terang rohani, sukacita, dan damai sejahtera. Yesus menggunakan perumpamaan pelita untuk menjelaskan kepada para muridNya bahwa mereka harus hidup di dalam terang kebenaran dan kasihNya. Seperti halnya cahaya alami menerangi kegelapan dan memungkinkan orang melihat dengan jelas, begitu pula  cahaya Kristus  bersinar di dalam hati umat beriman dan memungkinkan kita melihat kenyataan surgawi Kerajaan Allah.

Pada kenyataannya memang tugas kita adalah menjadi pembawa-cahaya Kristus supaya orang lain bisa melihat kebenaran Injil dan dibebaskan dari kebutaan dosa dan tipu dayanya. Yesus menekankan bahwa tidak ada satupun yang bisa tersembunyi atau tidak diketahui.

Kita selalu bisa berusaha menyembunyikan sesuatu dari orang lain, dari diri kita sendiri bahkan dari Tuhan. Kita bisa menutup mata dari semua konsekuensi atas dosa atau kebiasaan buruk yang sering kita lakukan, bahkan konsekuensi-konsekuensi itu sudah kita pahami. Kita bisa menyembunyikan semua hal buruk itu terhadap  orang lain bahkan terhadap Tuha. Tetapi, bagi Tuhan segalanya bisa Ia lihat.

Jika kita berusaha menipu diri sendiri sebenarnya kita lupa bahwa ada kebebasan dan sukacita yang sungguh besar untuk mereka yang mau hidup di dalam terang cahaya Tuhan dan selalu mencari kebenaranNya. Mereka yang mendengarkan Tuhan dan menangkap suaraNya akan mendapatkan lebih banyak dari Dia.

“Tuhan, Engkau menuntuk aku dengan cahayaMu yang meyelamatkan. Penuhi hati dan pikiranku dengan cahaya dan kebenran dan bebaskan aku dari kebutaan dosa dan tipu muslihatnya sehingga aku bisa melihat jalanMu dengan jelas dan memahami kehendakMu atas hidupku. Semoga aku boleh memancarkan terang dan kebenaranMu kepada orang lain dalam kata dan perbuatan”.

Anda mungkin juga suka...