X

Stigmata St Fransiskus Assisi

Kata stigma dalam bahasa Yunani berarti “bekas luka yang ditinggalkan oleh besi panas: merek,” menurut Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary (Edisi Kesebelas). Stigmata-bentuk jamak dari kata Yunani yang sama-bisa juga berarti “tanda tubuh yang menyerupai luka-luka Kristus yang disalibkan.” Hal ini memberikan latar belakang dasar untuk memahami fenomena misterius stigmata dalam sejarah Kristen.

Dalam dua kesempatan yang berbeda dan dramatis, Fransiskus mendapatkan penglihatan tentang Yesus, yang terluka di tangan, kaki dan samping, menderita di atas kayu salib. Jika kita perhatikan dengan seksama kedua penglihatan tersebut, kita akan melihat bahwa keduanya saling berkaitan erat. Kedua penglihatan tersebut digambarkan dalam buku Kehidupan Santo Fransiskus dari Santo Bonaventura. Bonaventura, sebagai seorang teolog Fransiskan dan penulis rohani, sering menggambarkan Tuhan sebagai Tuhan yang penuh dengan kebaikan dan cinta.

Penglihatan pertama terjadi pada Fransiskus tidak lama setelah pertobatannya dari kehidupan duniawi. Setelah pengalaman itu, Bonaventura bercerita: “Suatu hari, ketika Fransiskus sedang berdoa di sebuah tempat terpencil dan menjadi benar-benar terserap dalam Tuhan melalui semangatnya yang luar biasa, Yesus Kristus menampakkan diri kepadanya dalam keadaan terikat di kayu salib. Jiwa Fransiskus meleleh saat melihatnya, dan kenangan akan sengsara Kristus begitu membekas di lubuk hatinya yang paling dalam sehingga sejak saat itu, setiap kali penyaliban Kristus muncul dalam benaknya, ia hampir tidak dapat menahan air mata dan keluhannya.”

Bonaventura menunjukkan bahwa sejak saat itu Fransiskus mulai “memberikan pelayanan yang rendah hati kepada para penderita kusta dengan kepedulian manusiawi dan kebaikan hati yang tulus …. Dia sering mengunjungi rumah-rumah mereka, dan dengan murah hati membagi-bagikan sedekah kepada mereka serta dengan penuh belas kasihan mencium tangan dan mulut mereka.”

Sekitar dua tahun sebelum kematiannya, Santo Fransiskus mendapatkan penglihatan kedua tentang Kristus yang diikat di kayu salib. Berikut ini adalah bagaimana Santo Bonaventura menggambarkan peristiwa tersebut dalam bukunya Kehidupan Santo Fransiskus: “Pada suatu pagi di hari raya Pemuliaan Salib [14 September], ketika Fransiskus sedang berdoa di lereng gunung, ia melihat seekor Seraf dengan enam sayap yang berapi-api dan bersinar turun dari ketinggian surga. Dan ketika dalam penerbangan yang cepat Seraf telah mencapai suatu tempat di udara di dekat abdi Allah, tampak di antara sayap-sayap itu sosok seorang pria yang disalibkan, dengan tangan dan kaki terulur dalam bentuk salib dan diikat ke salib. Dua dari sayap-sayap itu terangkat di atas kepalanya, dua sayap lainnya terentang untuk terbang dan dua sayap lainnya menutupi seluruh tubuhnya.

Seperti yang kita ketahui, para Fransiskan merayakan Pesta Stigmata Santo Fransiskus dari Asisi setiap tahun pada tanggal 17 September, yang merupakan tanggal yang diperkirakan sebagai hari dimana ia menerima luka-luka Kristus di Gunung La Verna pada tahun 1224, dua tahun sebelum kematiannya.

Ketika Santo Fransiskus melihat dalam penglihatannya tentang Kristus yang Tersalib, pencurahan kasih Allah yang luar biasa kepada-Nya, ia terinspirasi untuk merespons dengan kasih yang sama yang meluap-luap. Kami juga merenungkan visi tersebut dan mencoba merespons dengan semangat yang sama.

Frans: ...hanyalah seorang yang dalam perjuangan memperbaiki dan menata diri sendiri. Semoga website ini memberi inspirasi yang baik kepada para pembacanya. Amin.