X

Tuhan Jadikan Aku Pembawa Damai

Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kecemasan,
jadikanlah aku pembawa harapan,
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku ingin
menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya.
Amin.

Walaupun ditulis dengan bahasa yang sederhana doa damai St. Fransiskus ini sarat dengan makna refleksi rohani. Berikut ini beberapa pemikiran yang bisa kita renungkan dari Doa Damai tersebut dengan inspirasi teladan St. Fransiskus.

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai

Seperti halnya Kristus, misi kita di bumi adalah untuk membawa damai Allah bagi orang lain — damai yaitu keadaan “kesejahteraan sempurna” dan lengkap dalam Tuhan. Shalom adalah kata Ibrani untuk konsep “damai” yang kaya arti ini. Sering digunakan sebagai salam perdamaian, Shalom adalah harapan agar mereka yang disambut akan mendapatkan kebaikan dan kepenuhan hidup.

Santo Fransiskus melihat ini sebagai misinya juga. Dalam Bab 3 dari Anggaran Dasar tahun 1223, ia menasihati para pengikutnya bahwa ketika pergi ke dunia “mereka tidak boleh bertengkar atau mengambil bagian dalam perselisihan dengan kata-kata … atau mengkritik orang lain; tetapi mereka harus lembut, damai dan sederhana, sopan dan rendah hati, berbicara dengan penuh hormat kepada semua orang…. Rumah apa pun yang mereka masuki, pertama-tama mereka harus mengatakan, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’ ”(lih. Luk 10: 5). Jelas sekali kita lihat disini  bahwa Fransiskus adalah alat perdamaian.

Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih

Dalam Petuah ke-9, yang disebut Cintakasih, Santo Fransiskus memberi tahu para pengikutnya, “Tuhan berfirman: Kasihilah musuhmu (Matius 5:44) (berbuatlah baik bagi mereka yang membenci kamu, dan berdoalah bagi mereka yang mengejar dan menganiaya kamu). Orang yang benar-benar mengasihi musuhnya, ialah dia yang tidak sedih karena kelaliman yang dibuat musuh terhadap dirinya; tetapi demi cintakasih Allah, ia tersiksa hatinya karena dosa dalam jiwa musuhnya itu. Kepadanya hendaklah ia menunjukkan cintakasihnya itu dengan perbuatan.

Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan

Selama Perang Salib yang penuh dengan kekerasan, Fransiskus menemukan jalan damai, pengampunan dan non-kekerasan. “Pria kecil yang miskin” itu pergi ke Mesir untuk melakukan dialog damai dengan sultan (kepala pasukan Muslim), sebuah pertemuan di mana semangat pengampunan, rasa hormat dan pengertian menjadi pemenangnya. Fransiskus memiliki pesan yang sama untuk mereka di zaman kita yang begitu cepat melihat kekerasan sebagai satu-satunya obat untuk memberantas terorisme.

Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian

Ketika, sebagai seorang pemuda, Fransiskus mendapati dirinya berada dalam kabut keraguan apakah Allah peduli kepadanya, ia mencari wajah Allah melalui doa di tempat-tempat terpencil. Tuhan membuka mata iman Fransiskus. Orang suci itu melihat suatu penglihatan tentang Kristus yang memandangnya dari atas Salib dengan pandangan kasih yang sedemikian rupa sehingga jiwa Fransiskus “meleleh”, seperti diistilahkan oleh penulis biografinya, Santo Bonaventura. Kabut keraguanpun terangkat dari diri Fransiskus, dan dia pergi ke seluruh dunia membebaskan orang lain dari beban keraguan mereka sendiri.

Bila terjadi kecemasan, jadikan aku pembawa harapan / Bila terjadi kegelapan / jadikan aku pembawa terang.

Fransiskus merangkul penderita kusta dan dengan penuh kasih mencuci luka-lukanya. Tentunya, banyak dari jiwa-jiwa yang menderita itu merasakan gelombang harapan dan martabat manusia saat mereka mengalami sendiri bagaimana Fransiskus merawatnya.

Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan

Rahasia roh Fransiskus yang penuh kegembiraan adalah keyakinannya yang kuat akan Tuhan penuh dengan kebaikan dan cinta. Fransiskus sangat mencintai Tuhan sehingga kadang-kadang dia mengambil dua tongkat dari tanah, menyelipkan satu di bawah dagunya seperti biola dan memindahkan yang lain seperti busur. Kemudian, dalam ekstasi sukacita, ia akan menyanyikan lagu-lagu cinta dan pujian kepada Tuhan. Fransiskus pernah  mengatakan bahwa dia ingin para pengikutnya untuk pergi ke dunia seperti penginjil berjalan, “untuk menginspirasi hati orang-orang dan menggerakkan mereka kepada sukacita rohani.” Inilah contoh bagi kita untuk mengikuti Tuhan di zaman kita sendiri!

Frans: ...hanyalah seorang yang dalam perjuangan memperbaiki dan menata diri sendiri. Semoga website ini memberi inspirasi yang baik kepada para pembacanya. Amin.